Minggu, 30 Agustus 2009

Implementasi Kurikulum 2004 pada SMK di Malang Raya

Herianto

Abstract: The Implementation of 2004 SMK Curriculum in Malang. Facing the change of curriculum become 2004 SMK curriculum, teacher are required to be able to apply that curiculum. The know implementation of 2004 curriculum, this research is designed with deskriptive desigh and it is done in 10 SMK Tecnology and Industry in Malang. Risearch result shows that (1) the majority of teachers understand the curriculum, (2) few teachers make lesson plan (3) half amount of teachers do the teaching dan learning process, (4) half amount teachers do the assesment toward the result of study, (5) few fasilities, instructional media, human sources, society and enviroment support the implementation of 2004 SMK curriculum.

Kata kunci: implementasi, kurikulum 2004, SMK Malang Raya.


Perubahan menuju kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang selanjutnya disebut kurikulum 2004 diberlakukan secara beransur-angsur mulai tahun 2004/2005. Perubahan ini harus diantisipasi dan dipahami oleh beberapa pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pemelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan.
Mulyasa (2004:4) berpendapat bahwa “keberhasilan perubahan kurikulum di sekolah sangat tergantung pada guru dan kepala sekolah”, karena kedua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai komponen-komponen yang ada di sekolah. Dalam posisi tersebut, baik buruknya komponen sekolah yang lain sangat ditentukan oleh kualitas guru dan kepala sekolah, tanpa mengurangi arti penting tenaga kependidikan yang lain.
Dalam Implementasi kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi setiap sekolah memiliki kebebasan untuk menekankan dan mengedepankan kompetensi tertentu sesuai dengan visi dan misi sekolah dan daerah masing-masing. Inilah kelebihan yang paling utama dari kurikulum 2004, yang bisa mendongkrak kualitas sumber daya manusia (SDM), serta dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan kehidupan yang nyata dalam masyarakat. Pelaksanaan terhadap suatu kompetensi akan memberi warna terhadap sekolah, sehingga sekolah yang satu akan berbeda dengan sekolah yang berada di daerah lain.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab 1 Pasal 1 butir 19, disebutkan bahwa ”kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Sedangkan menurut Gagne dalam Hidayat (2005:9) ”kurikulum adalah suatu rangkaian unit bahan yang disusun sedemikian rupa sehingga setiap unit dipelajari secara utuh, dengan syarat kecakapan dan kemampuan yang terdapat dalam tujuan unit sebelumnya harus dikuasai oleh peserta diklat terlebih dahulu”.
Depdiknas (2004c:9) menyatakan ”implementasi kurikulum adalah kegiatan pembelajaran peserta diklat untuk mencapai kompetensi yang direncanakan dalam kurikulum yang akan digunakan”. Sedangkan menurut Mulyasa (2004:13) implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau motivasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Menurut kurikulum SMK 2004, tujuan implementasi kurikulum adalah untuk melakukan pembelajaran agar diperoleh kompetensi sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum. Adapun langkah-langkah dalam implementasi kurikulum, baik model kelas wirausaha maupun kelas industri dilakukan melalui kegiatan-kegiatan berikut: (1) perencanaan program pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) penilaian hasil belajar.
Depdiknas (2004c:10) menyatakan bahwa ”perencanaan program pembelajaran adalah kegiatan merencanakan proses pembelajaran peserta diklat untuk mencapai kompetensi”. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi bertujuan untuk memenuhi program pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga tujuan program diklat dapat tercapai. Menurut kurikulum SMK 2004 penilaian adalah proses penentuan nilai hasil pengukuran dibandingkan dengan acuan atau standar tertentu.
Arikunto (2002:3) berpendapat bahwa ”penilaian adalah pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, yang bersifat kualitatif. Sedangkan pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran, yang bersifat kuntitatif”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengukuran merupakan bagian integral dari penilaian, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila seseorang guru telah melakukan penilaian sesuai dengan prosedur, maka secara otomatis guru tersebut sudah melakukan pengukuran.
Penilaian mempunyai dua tujuan utama, pertama memperoleh umpan balik untuk bahan perbaikan lebih lanjut, dan kedua bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta diklat secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kompetensi.
Penilaian berbasis kelas dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dan dikelola sendiri oleh sekolah, dalam hal ini guru, tanpa banyak melibatkan pihak DU/DI. Sedangkan penilaian kompetensi, pengelolaannya diselenggarakan oleh sekolah, pusat, dan pihak eksternal terutama DU/DI. Adapun dalam penelitian ini, penilaian hasil belajar hanya dilaksanakan di sekolah tanpa melibatkan pihak eksternal terutama dunia usaha/dunia industri.
Dari penjelasan tesebut, cukup beralasan apabila penulis mencoba untuk mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum SMK 2004 di daerah Malang Raya. Dengan mengetahui implementasinya, diharapkan dapat memperoleh data penelitian mengenai deskripsi implementasi kurikulum 2004 pada SMK di Malang Raya, utamanya deskripsi tentang pemahaman guru terhadap kurikulum, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapan kurikulum 2004 dalam proses pembelajaran. Sehingga akhirnya penelitian ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2004, khususnya SMK di Malang Raya.



METODE
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriftif, yang artinya penelitian ini memusatkan perhatian pada gambaran sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2004 pada SMK di Malang Raya.
Pupulasi dalam penelitian ini sebanyak 33 SMK kelompok teknologi dan industri yang ada di daerah Malang Raya. Sedangkan cara pengambilan sampel dilakukan dengan metode gugus sederhana (simple Cluster Sampling). Suprapto (2000:226) memberikan pengertian bahwa Cluster Sampling adalah sampel acak sederhana dimana setiap sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok elemen. Kemudian untuk sampel yang diambil sebesar 30% dari populasi, yaitu 30% dari 33 SMK adalah sejumlah 10 SMK Kelompok Teknologi dan Indutri Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Pemesinan.
Subjek penelitian ini adalah guru praktik SMK Kelompok Teknologi dan Industri Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Pemesinan, yang ada di daerah Malang Raya. Dimana subjek ini diambil secara acak. Jumlah guru yang dijadikan subjek penelitian (responden) adalah 50 guru.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket, karena angket merupakan instrumen yang paling umum dipakai dalam penelitian deskriftif. Angket ini diberikan kepada guru SMK yang ada di Malang Raya. Sebelum angket disebarkan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang sesungguhnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba atau pre-test terhadap kuesioner.
Untuk memberikan bukti-bukti mengenai tujuan penelitian, datanya dikumpulkan melalui angket. Pada tahap ini data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus persentase
Menurut 91% guru, kurikulum SMK 2004 yang terdiri dari: landasan kurikulum, program kurikulum, pengembangan kurikulum, penyusunan program pembelajaran, pengembangan modul, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, pendekatan dan strategi pembelajaran, sebagian besar sudah dipahami oleh guru. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan (nilai Pp) nya mencapai 87,014 s.d. 95,371%, nilai tersebut lebih besar daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp > P maka, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru SMK di Malang Raya sudah memahami kurikulum 2004.
Menurut 59% guru, perencanaan pembelajaran yang terdiri dari: (RKS), (SAP), dan modul, hanya sebagian kecil guru yang menyusun perencanaan pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan (nilai Pp) nya mencapai 52,266 s.d. 65.913%, nilai tersebut lebih kecil daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P maka, dapat disimpulkan bahwa guru SMK di Malang Raya sebagian kecil menyusun perencanaan pembelajaran dalam penerapan kurikulum SMK 2004.
Menurut 78% guru, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari penjelasan kompetensi secara detail, mastery learning, sistem moduler, remedial teaching, sekitar separuhnya guru sudah melaksanakan dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan (nilai Pp) nya mencapai 72,499 s.d. 84,318%, nilai tersebut berada di antara rentang nilai yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P < Pp maka, dapat disimpulkan bahwa guru SMK di Malang Raya yang melaksanakan pembelajaran menurut kurikulum SMK 2004, dianggap sekitar separuhnya.
Menurut 78% guru, penilaian hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum SMK 2004, yang meliputi: penyusunan kriteria dan perangkat penilaian, tes awal (pra-test), penilaian berbasis kelas, Go or No Go, sekitar separuhnya guru sudah melaksanakan dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 72,499 s.d. 84,318%, nilai tersebut berada di antara rentang nilai yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P < Pp maka, dapat disimpulkan bahwa sekitar separuhnya guru SMK di Malang Raya sudah melaksanakan penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran.
Menurut 58% guru, prasarana sekolah yang meliputi: gedung, perpustakaan, dan bengkel praktik, sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 50,736 s.d. 64,383%, nilai tersebut lebih kecil daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P maka, dapat simpulkan bahwa prasarana SMK di Malang Raya sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran.
Adapun yang menjadi alasan guru, prasarana SMK di Malang Raya hanya sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum 2004, salah satunya disebabkan karena prasarana yang ada di SMK kurang reprensentatif dan kurang kondusif untuk proses pembelajaran.
Menurut 56% guru, alat dan bahan ajar yang meliputi: alat praktik, bahan praktik, buku penunjang, modul, buku kurikulum, sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 51,083 s.d. 61,654%, nilai tersebut lebih kecil daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P maka, alat dan bahan ajar SMK di Malang Raya dianggap sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran.
Sedangkan yang menjadi alasan guru, hanya sebagian kecil alat dan bahan ajar SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum 2004, salah satunya disebabkan karena alat dan bahan ajar yang ada di SMK jumlahnya sangat terbatas.
Menurut 77% guru, sumber daya manusia SMK di Malang Raya sekitar separuhnya sudah mendukung penerapan kurikulum 2004 dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 72,513 s.d. 81,448%, nilai tersebut berada di antara rentang nilai yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P < Pp maka, dapat disimpulkan bahwa sekitar separuhnya sumber daya manusia SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum 2004 dalam proses pembelajaran.
Adapun yang menjadi alasan guru, sekitar separuhnya SDM SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum 2004, salah satunya dikarenakan SDM yang ada cukup representatif dan kompeten dalam bidangnya.
Menurut 43% guru, peran serta masyarakat sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 36,348 s.d. 49.995%, nilai tersebut lebih kecil daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P maka, dapat disimpulkan bahwa peran serta masyarakat SMK di Malang Raya yang mendukung penerapan kurikulum 2004 dalam proses pembelajaran, dianggap sebagian kecil.
Sedangkan yang menjadi alasan guru, hanya sebagian kecil peran serta masyarakat mendukung penerapan kurikulum 2004, salah satunya disebabkan karena masyarakat kurang berperan aktif dalam membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam upaya memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan pendidikan.
Menurut 64% guru, lingkungan sekolah SMK di Malang Raya sebagian kecil mendukung penerapan kurikulum 2004 dalam proses pembelajaran. Dengan Analisis Standar Deviasi Persentase, tingkat keefektifan nilai (Pp) nya mencapai 51,800 s.d. 75,439%, nilai tersebut lebih kecil daripada nilai P yang ditetapkan = 80%. Karena Pp < P maka, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah SMK di Malang Raya yang mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, dianggap sebagian kecil.
Adapun yang menjadi alasan guru, hanya sebagian kecil lingkungan sekolah mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, salah satunya disebabkan karena lingkungan yang ada di sekolah kurang kondusif dan kurang strategis untuk proses pembelajaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) guru SMK di Malang Raya sebagian besar sudah memahami kurikulum SMK 2004, rentang nilai (Pp) nya mencapai 87,014 s.d. 95,371%, (2) sebagian kecil guru SMK di Malang Raya menyusun perencanaan pembelajaran untuk penerapan kurikulum SMK 2004, rentang nilai (Pp) nya mencapai 52,266 s.d. 65.913%, (3) sekitar separuhnya guru SMK di Malang Raya melaksanakan pembelajaran untuk penerapan kurikulum SMK 2004, rentang nilai (Pp) nya mencapai 72,499 s.d. 84,318%, (4) sekitar separuhnya guru SMK di Malang Raya melaksanakan penilaian hasil belajar untuk penerapan kurikulum SMK 2004, rentang nilai (Pp) nya mencapai 72,499 s.d. 84,318%, (5) faktor pendukung dan penghambat penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran meliputi: (a) sebagian kecil prasarana SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, rentang nilai (Pp) nya mencapai 50,736 s.d. 64,383%, (b) sebagian kecil sarana (alat dan bahan ajar) SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, rentang nilai (Pp) nya mencapai 51,083 s.d. 61,654%, (c) sekitar separuhnya SDM SMK di Malang Raya mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, rentang nilai (Pp) nya mencapai 72,513 s.d. 81,448%, (d) sebagian kecil peran serta masyarakat mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, nilai (Pp) nya mencapai 36,348 s.d. 49.995%, (e) sebagian kecil lingkungan nonfisik sekolah mendukung penerapan kurikulum SMK 2004 dalam proses pembelajaran, nilai (Pp) nya mencapai 51,800 s.d. 75,439%.

Saran
Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, maka disarankan kepada guru SMK di Malang Raya untuk menyusun perencanaan pembelajaran, yang meliputi: RKS, SAP, dan modul dengan cara menganalisis masing-masing sub kompetensi. Di samping itu, untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai implementasi kurikulum SMK 2004, dilanjutkan penelitian mengenai efektifitas pembelajaran sistem modular, sistem blok, dan remedial teaching, ditinjau dari segi waktu/lama pelaksanaan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan (action reserch).

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum SMK Edisi 2004c. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Hidayat, R. 2005. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMK PGRI 2 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprapto, J. 2000. Teknik Supling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar: